Tentara Israel mengevakuasi prajurit-prajurit yang terluka dalam pertempuran di Gaza menggunakan helikopter untuk mendapatkan perawatan medis di Rumah Sakit Beilinson, dekat Tel Aviv, Israel, pada 18 Desember 2023 [Nir Keidar/Anadolu Agency]

UMIKA.ID,- Kementerian Pertahanan Israel menyatakan, lebih dari 1000 tentaranya harus dirawat di pusat rehabilitasi akibat perang di Jalur Gaza yang sudah berjalan lebih dari 10 bulan ini.

Dikutip dari Aljazeera Arabic pada Rabu, (14/8) data itu dirilis Kemhan Israel pasca rapat khusus yang digelar Sekjen Kemhan Israel pekan lalu. Rapat itu membahas strategi untuk menanggulangi jumlah tentara cacat dan cidera yang sangat besar.

Sebagai catatan, data-data yang dilansir Kemhan Israel tidak mencakup jumlah tentara yang tewas selama genosida Gaza yang berlangsung sejak Oktober 2023.

Menurut Kemhan Israel jumlah tentara yang terluka sejak Oktober mencapai 10,056 orang. Dari jumlah itu, rata-rata lebih dari 1000 tentara masuk pusat rehabilitasi setiap bulan.

Dari total keseluruhan, 37 persen masuk dalam kategori luka parah. Sedangkan 35 persen dari mereka menderita gangguan psikologis dan sindrom trauma pasca perang atau PTSD.

Koresponden Aljazeera, Najwan Samri menjelaskan, data-data yang dilansir Kemhan Israel ini berfokus pada cacat psikologi akibat agresi berkepanjangan di Jalur Gaza.

“Kasus depresi dan tentara kehilangan kemampuan berkomunikasi dengan orang lain setelah pulang dari perang,” kata Najwan.

Yang mengejutkan kata Najwan, 68 persen dari jumlah korban berasal dari tentara cadangan yang usianya rata-rata lebih tua dan lebih berpengalaman. “Dibanding tentara reguler yang usianya berkisar 18 tahun,” jelas Najwan.

Laporan Kemhan Israel juga memberi rincian, bahwa ada 192 tentara terluka di kepala, 168 tentara terluka di mata, dan 690 tentara dan perwira mengalami cidera di bagian tulang belakang.

“50 orang diamputasi bagian tubuhnya,” kata Najwan mengutip data dari Kemhan Israel.

Najwan melanjutkan, angka-angka tersebut belum termasuk jumlah tentara dan perwira yang masuk dalam kategori cacat permanen yang mencapai 62000. “Mereka cacat akibat perang di Gaza, artinya mereka tidak lagi bisa bertugas di dinas militer,” katanya.

Najwan menambahkan, hal lain yang menjadi pembahasan utama rapat khusus Kemhan Israel adalah beban keuangan yang harus ditanggung negara. “Tetapi juga ada kewajiban finansial dan kompensasi bulanan yang harus dibayar kepada tentara-tentra cacat itu.”

Najwan mengingatkan, data-data yang dirilis Kemhan Israel ini selaras dengan laporan media Israel semisal Haaretz dan Yediot Ahronot tentang kondisi di rumah sakit-rumah sakit Israel, yang setiap hari di bulan-bulan pertama perang.

“Bahwa tentara yang terluka dan dirawat di rumah sakit dari Gaza, jumlahnya jauh lebih besar dibanding yang diumumkan militer,” kata Najwan.

Sumber: gazamedia