Karawang dikenal sebagai kota yang memiliki banyak destinasi yang menjadi tujuan wisata religi. Sejarah Karawang yang panjang menghadirkan banyak jejak tinggalan yang ramai dikunjungi orang.

Berikut beberapa tempat wisata religi populer yang ada di Kota Karawang.

Masjid Agung Karawang (IG : sarahna_28)

1. Masjid Agung Karawang – Pusat Kota
Berdiri di bekas pusat kota kuno bernama Pura Dalem, Masjid Agung Karawang mengabarkan jejak penyebaran Islam di Tanah Sunda pada masa lalu.

Majid yang didirikan oleh Syeh Quro, seorang penyebar Islam dari Champa pada tahun 1418 itu menjadi ikon kebanggaan masyarakat Karawang akan sejarahnya yang panjang.

Masjid Agung Karawang memang memiliki kisah yang cukup menarik dan melegenda.

Masjid itu menjadi saksi bisu pernikahan Raja Pajajaran, Prabu Siliwangi dengan murid Syeh Quro yang bernama Subang Larang – sebuah pernikahan yang pada gilirannya menjadi titik awal Islamisasi di wilayah Pasundan.

Dari tampilan fisik, arsitektur masjid sudah mengalami banyak perubahan. Pada awalnya, bangunan masjid tak lebih dari sebuah surau kecil dari kayu gaharu dengan atap berbentuk limas tunggal.

Seiring perkembangan, perubahanpun dilakukan secara besar-besaran dimasa Bupati Karawang pertama Singaperbangsa tahun 1633, dan pemugaran kedua di masa bupati Sumarno Suradi tahun 1950 , sehingga bentuk masjid menjadi seperti yang sekarang kita saksikan.

Tingginya nilai historis Masjid Agung dan ketokohan Syeh Quro membuat masjid ini banyak dikunjungi peziarah, yang datang sekadar mengingat sejarah penyebaran Islam di masa lalu, ataupun menikmati suasana damai di lingkungan mas jid dan melakukan ibadah di dalamnya.

2. Makam Syeh Quro – Pulo Bata
Tidak hanya masjid buatannya yang ramai dikunjungi masyarakat, tapi makam sang pendiri, Syeh Hasanudin atau lebih populer dengan sebutan Syeh Quro juga tak kalah ramai dikunjungi para peziarah.

Makam yang berada di Desa Pulokalapa Kec. Lemaha bang ini bahkan sudah menjadi tujuan wisata spiritual bagi banyak orang dari berbagai daerah di Pulau Jawa.

Makam yang ditetapkan oleh keluarga Kasepuhan Cirebon pada hari sabtu tersebut kemudian menginspirasi masyarakat untuk mengadakan kegia tan rutin dzikir bersama di sana yang dikenal dengan istilah Saptuan.

Pada acara tersebut ribuan orang memadati komplek pemakaman sejak isya sampai tengah malam.

3. Makam Para Bupati – Manggung Jaya
Jika komplek makam Syeh Quro di Pulo Bata sangat erat hubungannya dengan penyebaran Islam di Tatar Sunda, maka Kompleks Makam Para Bupati di Manggung Jaya menuturkan jejak dinamika politik di masa lalu saat Mataram, Sumedang Larang, Banten dan Kompeni bersaing memperebutkan pengaruh dan kekuasaan

Pada masa itu Karawang menjadi garis depan pertarungannya. Para Bupati Karawang memainkan pernanan yang sangat penting dalam setiap fase sejarah perjuangan sehingga kedudukan para Bupati tersebut mendapat tempat tersendiri bagi masyarakat lokal.

Para Bupati Karawang periode awal di makamkan di Manggung, sebuah desa yang berjarak 40 KM dari pusat kota.

Di komplek pemakaman tersebut disemay- amkan antara lain : Singaperbangsa, Panatayudha I, Panatayudha II, Panatayudha III, dan Panatayudha IV.

Kompleks Pemakaman Manggung banyak dikunjungi para peziarah, terutama pada saat momen politik seperti pilkada.

4. Bagus Jabin – Cikampek
Di Cikampek terdapat makam seorang ulama – pejuang yang sangat dihormati oleh masyarakat lokal dan didatangi banyak peziarah, yakni Makam Bagus Jabin.

Dia adalah anggota keluarga Kasepuhan Cirebon yang melakukan perlawanan pada penjajah Belanda tahun 1809 1816.

Saat mengalami kekalahan melawan Belanda dalam pertempuran Bantarjati, Bagus Jabin pergi meninggalkan wilayah Cirebon hingga tiba di Cikampek dan menyebarkan ajaran Islam hingga wafatnya.

Sumber: sundapura