Karawang,- Hari Santri Nasional, ditetapkan setiap tanggal 22 Oktober. Hari besar tersebut bertujuan untuk memperingati peran para ulama dan santri dalam perjuangan meraih Kemerdekaan Republik Indonesia.
77 tahun lalu tepatnya 22 Oktober 1945 KH Hasyim Asy’ari mengeluarkan resolusi jihad seruan ini berisikan perintah kepada umat Islam untuk berperang (jihad) melawan tentara sekutu yang ingin menjajah kembali wilayah Republik Indonesia pasca Proklamasi kemerdekaan.
Tidak hanya perintah untuk mempertahankan kemerdekaan, spirit resolusi jihad juga telah melebur sekat antara kelompok agamis, nasionalis, sosialis, dan seterusnya di kalangan bangsa Indonesia yang beragam latar belakang, bahu-membahu mempertahankan kemerdekaan.
Saat dihubungi Tim UMIKA Media Kang Rizki Nuriman Plt. Ketum UMIKA menangapi terkait Hari Santri Nasional, tepatnya hari ini sedang diperingati diseluruh pondok-pondok pesantren diseluruh Indonesia.
Rizki mengatakan “Berharap peringatan hari santri nasional ini tidak hanya sebatas peringatan atau selebrasi saja, melainkan bagaimana mengejawantahkan semangat Resolusi Jihad di masa sekarang dengan cara yang sesuai dengan zamannya.
Karna hari ini kita sedang dihadapkan dengan kemerosotan moral, minimnya rasa kepedulian, hilangnya gairah belajar dan berpikir, memudarnya rasa toleransi sesama muslim maupun dgn non muslim serta sekelumit persoalan fundamental lainya.
Ayo kita “Berdaya Menjaga Martabat Kemanusiaan” sesuai dengan tagline Hari Santri Nasional”. Pungkasnya, Sabtu (22/10/2022).
Sementara ditempat terpisah Kang Adi Suryadi selaku Ketua Depan Pembina UMIKA mengucapkan Hari Santri Nasional.
“Selamat Hari Santri Nasional 2022, dimana dengan memperingati HSN ini, kita bisa tahu sejarah dan tentunya untuk para generasi milenial harus melek sejarah, bahwa 77 tahun yang lalu dengan Resolusi Jihad, Ulama, Habaib, Kiyai, Ustad dan Para Santri ikut berjuang merebut Kemerdekaan dari Tangan para Penjajah durjana”
Dan semangat Resolusi Jihad harus terus dihidupkan, diwujudkan dalam kehidupan keseharian kita biar bisa “Berdaya Menjaga Martabat Kemanusian”, sesaui tema hari Santri”. katanaya. (um)