Hal itu sangat lumrah, Karena Allah sendiri di dalam firman-Nya menjelaskan bahwa setiap manusia dibekali dengan syahwat terhadap kecintaan kepada wanita dan dunia. Allah berfirman di dalam surat Ali Imron ayat 14 yang berbunyi :
زُيِّنَ لِلنَّاسِ حُبُّ الشَّهَوَاتِ مِنَ النِّسَاءِ وَالْبَنِينَ وَالْقَنَاطِيرِ الْمُقَنْطَرَةِ مِنَ الذَّهَبِ وَالْفِضَّةِ وَالْخَيْلِ الْمُسَوَّمَةِ وَالْأَنْعَامِ وَالْحَرْثِ ۗ ذَٰلِكَ مَتَاعُ الْحَيَاةِ الدُّنْيَا ۖ وَاللَّهُ عِنْدَهُ حُسْنُ الْمَآبِ
Dijadikan indah pada (pandangan) manusia kecintaan kepada apa-apa yang diingini, yaitu: wanita-wanita, anak-anak, harta yang banyak dari jenis emas, perak, kuda pilihan, binatang-binatang ternak dan sawah ladang. Itulah kesenangan hidup di dunia, dan di sisi Allah-lah tempat kembali yang baik (surga).
Hati-hati dengan godaan harta, tahta dan wanita! Dari kalimat itu seakan menjadikan 3 serangkai TA (Harta, Tahta, Wanita) tersebut menjadi momok dan berkonotasi negatif. Padahal kenyataannya tidak sedikit karena 3 TA tersebut manusia mendapatkan Ridha Allah, menjadi orang yang selamat dan masuk ke dalam surga-Nya.
Imam Ibnul Jauzi رحمه الله berkata :
“Dahulu ada seorang wanita cantik di kota Makkah yang telah bersuami. Pada suatu hari dia melihat wajahnya di cermin dan dia terkagum-kagum dengan kecantikan dirinya.
Maka dia pun berkata kepada suaminya : “Menurutmu, adakah orang yang tidak akan tergoda dengan wajahku ini ?”
(Suaminya) berkata : “Ya, ada”.
Kemudian wanita itu pun berkata : “Siapakah dia ?”. “Ubaid bin ‘Umair”.
Wanita itu pun berkata : “Kalau begitu, izinkan aku untk bisa menggodanya”. Lalu suaminya berkata : “Sungguh, aku telah mengizinkanmu (untuk menggodanya)”
Maka datanglah wanita itu untuk menemui ‘Ubaid bin ‘Umair yang berpura-pura hendak meminta fatwa. ‘Ubaid berduaan saja dngan wanita itu di salah satu sisi Masjidil Haram, wanita tersebut kemudian membuka penutup wajah serta menampakkan wajahnya yang cantik jelita dan bagaikan bulan purnama di hadapan ‘Ubaid bin ‘Umair.