Mempercayai kepada yang Ghaib merupakan syarat dari benarnya keimanan. Ghaib secara bahasa adalah sesuatu yang tidak tampak. Sedangkan ghaib menurut istilah adalah sesuatu yang tidak tampak oleh panca indra tapi ada dalil tertulis yang menjelaskan akan keberadaannya, seperti surga, neraka dan apa yang ada di dalamnya, alam malaikat, hari akhir, alam langit dan yang lainnya yang tidak bisa diketahui manusia kecuali bila ada pemberitaan dari Allah Shubhanahu Wa Ta’ala.
Makhluk (ciptaan) ghaib yang tidak dapat dijangkau indra manusia seperti dari bangsa malaikat dan jin, berikut artikel yang diambil dari alif.id dengan judul “Perbedaan Jin dan Setan” sangat menarik untuk ketahui.
Ada banyak perbedaan pendapat antara jin dan setan. Mengingat wujud mereka yang tidak diketahui secara langsung, sehingga begitu sulit untuk dipecahkan misteri di balik semua itu. Beberapa sumber dari Al-Qur’an, Hadits, dan Ijma’ ulama’ sudah menjelaskan akan perbedaan dan persamaannya, yang kemudian akan diulas dalam beberapa keterangan berikut ini:
Asal-Usul Jin dan Setan
Jin dan setan memiliki asal-usul yang sama yakni tercipta dari api. Maka dari itu, Syekh Ahmad bin Muhammad As-Shawi berpendapat, “Jin dan setan itu bersaudara.”
Pendapat tersebut juga membantah bahwa Iblis atau bapaknya setan termasuk dari jenis malaikat. Hal itu dipastikan dengan adanya firman Allah SWT yang berbunyi:
وَإِذۡ قُلۡنَا لِلۡمَلَـٰۤىِٕكَةِ ٱسۡجُدُوا۟ لِـَٔادَمَ فَسَجَدُوۤا۟ إِلَّاۤ إِبۡلِیسَ كَانَ مِنَ ٱلۡجِنِّ فَفَسَقَ عَنۡ أَمۡرِ رَبِّهِۦۤۗ أَفَتَتَّخِذُونَهُۥ وَذُرِّیَّتَهُۥۤ أَوۡلِیَاۤءَ مِن دُونِی وَهُمۡ لَكُمۡ عَدُوُّۢۚ بِئۡسَ لِلظَّـٰلِمِینَ بَدَلࣰا
“Dan (ingatlah) ketika Kami berfirman kepada para malaikat, “Sujudlah kamu kepada Adam!” Maka mereka pun sujud kecuali Iblis. Dia adalah dari (golongan) jin, maka dia mendurhakai perintah Tuhannya. Pantaskah kamu menjadikan dia dan keturunannya sebagai pemimpin selain Aku, padahal mereka adalah musuhmu? Sangat buruklah (Iblis itu) sebagai pengganti (Allah) bagi orang yang zalim.” (QS Al-Kahfi: 18 [50])
Ayat tersebut menjelaskan secara pasti bahwa iblis itu termasuk dari golongan jin yang durhaka. Akan tetapi iblis dan malaikat memiliki kesamaan dalam bentuknya, sebagaimana pendapat Imam Ibnu Taimiyah “Sesungguhnya setan dan malaikat itu memiliki keserupaan dalam bentuknya, bukan dalam asal usulnya, tidak dalam kesamaannya.”
Bentuk Jin Dan Setan
Meskipun memiliki asal usul yang sama, namun jin dan setan memiliki bentuk yang berbeda. Adapun jin memiliki bentuk yang bermacam-macam, sedangkan setan identik dengan makhluk yang bertanduk.
Adanya bentuk jin tergantung dari beberapa golongan mereka yang sangat banyak. Sebagaimana yang digambarkan Nabi Shallallahu Alaihi Wasallam:
“Jin itu memiliki tiga golongan: sebagian dari mereka berbentuk burung yang terbang di udara, sebagian dari mereka berbentuk ular dan anjing, dan sebagian dari mereka menetap dan berpindah-pindah tempat.” (HR Ibnu Hibban dan Hakim)
Sementara bentuk setan sang makhluk terlaknat, sudah digambarkan melalui firman Allah Shubhanahu Wa Ta’ala yang berbunyi:
طَلۡعُهَا كَأَنَّهُۥ رُءُوسُ ٱلشَّیَـٰطِینِ
“Mayangnya (Pohon Zaqqum) seperti kepala-kepala setan.” (As-Shaffat: 37 [65])
Sifat Jin Dan Setan
Unsur lain yang berbeda di antara jin dan setan yaitu terletak dari sifat mereka. Setan sudah dipastikan buruk, karena tujuan utama mereka menyesatkan manusia dari jalan yang lurus, sedangkan jin masih ada yang baik dan ada pula yang durhaka. Jadi jin memiliki dua kemungkinan, jin mukmin atau jin kafir.
Jin juga memiliki hati dan akal layaknya manusia. Namun akalnya tergolong rendah bila dibandingkan dengan akal manusia. Oleh karena itu, jin juga dibebankan kewajiban syariat, Sebagaimana firman Allah Shubhanahu Wa Ta’ala:
وَمَا خَلَقۡتُ ٱلۡجِنَّ وَٱلۡإِنسَ إِلَّا لِیَعۡبُدُونِ
“Aku tidak menciptakan jin dan manusia melainkan agar mereka beribadah kepada-Ku.” (Adz-Dzariyat: 51 [56])
Layaknya makhluk hidup pada umumnya, jin juga memerlukan makanan. Sebagaimana sabda Rasulullah Shallallahu Alaihi Wasallam: “Tulang dan kotoran adalah makanan jin. Sesungguhnya datang padaku golongan jin dari Nashibin dan itu adalah jin-jin terbaik. Mereka memintaku bekal, kemudian aku berdoa kepada Allah untuk mereka agar tidak melintasi tulang dan kotoran kecuali itu merupakan makanan bagi mereka.” (HR Bukhari)
Sedangkan setan memiliki kesamaan, mereka juga memerlukan makanan. Sebagaimana sabda Rasulullah Shallallahu Alaihi Wasallam: “Jika seseorang memasuki rumahnya, berdzikir kepada Allah ketika masuk ke dalam rumah dan ketika ia makan. Maka setan berkata: tidak ada bagi kalian (para setan) tempat menginap dan makan malam. Dan jika seseorang tidak berdzikir kepada Allah ketika makan, maka syetan berkata: kalian (para setan) mendapatkan tempat menginap dan makan malam.” (HR Muslim)
Para jin dan setan juga bisa menikah dan memiliki keturunan. Akan tetapi, perkembang biakkan mereka lebih cepat dibandingkan manusia.
Umur Jin dan Setan
Setiap makhluk hidup pasti mengalami kematian. Begitu pula Jin dan setan, mereka memiliki batas umur. Hanya saja umur mereka lebih panjang dibandingkan makhluk hidup lainnya.
Akan tetapi bila dibandingkan lagi antara umur jin dan setan, masih jauh lebih panjang umur setan daripada jin. Karena iblis bapak dari setan sudah meminta kepada Allah Shubhanahu Wa Ta’ala agar diperpanjang umurnya sampai hari kiamat, sebagaimana dalam firman-Nya:
قَالَ أَنظِرۡنِیۤ إِلَىٰ یَوۡمِ یُبۡعَثُونَ. قَالَ إِنَّكَ مِنَ ٱلۡمُنظَرِینَ
“(Iblis) menjawab, “Berilah aku penangguhan waktu, sampai hari mereka dibangkitkan.”. (Allah) berfirman, “Benar, kamu termasuk yang diberi penangguhan waktu.”” (Al-A’raf: 7 [14-15])
Sedangkan umur jin wajarnya berkisar ribuan sampai puluhan ribu tahun, bahkan sampai ratusan ribu tahun. Jin juga bisa mati, bahkan manusia pun bisa membunuh jin layaknya manusia membunuh makhluk hidup yang lain.