Didalam berumah tangga kerap sekali terjadi perselisihan paham dengan pihak keluarga terutama dengan Istri, sebesar apapun perselisihan didalam keluarga selesaikanlah dengan bijak, hidari emosional yang berlebihan. Saling terbuka itu lebih baik, saling menutupi kejelekan dan salaing melengkapi kekuarangan satau sama lainnya. Terutama peran suami harus bisa menjadi pemimpin dalam rumah tangga dan menjadi teladan semua anggota Keluarga.
Berikut artikel yang dipost oleh Ustadz Najmi Umar Bakkar didalam channel telegram telegram.me/najmiumar
Suami adalah seorang manusia biasa yang pasti memiliki kekurangan & dosa. Hendaknya seorang istri terus berusaha keras untuk memperbaiki, & menasehati, mendakwahi, dan mendoakan suaminya, supaya dia menjadi shalih, bertanggung jawab dan dapat menegakkan ketakwaan di rumah tangga yang sesuai syariat….
Adapun kiat-kiat untuk mendakwahi suami supaya menjadi shalih di antaranya :
(01). Hendaknya istri itu mengikhlaskan niat, & mengikuti sunnah Nabi ﷺ dalam menasehati dan mendakwahi suami
(02). Hendaknya istri menyiapkan ilmu yang akan disampaikannya berdasarkan pemahaman yg benar, sehingga mudah diterima, dan lebih meyakinkan suami
(03). Nasehatilah suami dengan kalimat yang lembut, sopan dan juga menyentuh, serta hadapkan wajah dan badan kepada suamimu apabila ia sedang berbicara
(04). Berusahalah meraih simpati suami terlebih dahulu, dengan cara melakukan kebaikan-kebaikan yang dianjurkan oleh agama, yaitu kebaikan2 yang diketahui bahwa perkara itu disukai oleh suamimu
(05). Hendaknya seringkali mendampingi suami dalam berbagai kesempatan, dan membantu pekerjaannya, melaksanakan perintahnya, selama itu tidak melanggar syariat
(06). Tidaklah menyela ketika suamimu berbicara, akan tetapi hendaknya istri itu berkata setelah suami selesai berbicara
(07). Ajaklah suamimu ke majelis ta’lim untuk menambah semangat keimanan, ilmu, amal shalih dan rasa takut kepada Allah ‘Azza wa Jalla
(08). Lakukanlah shalat malam dan juga menangis kepada Allah, memohon agar Allah selalu memberikan hidayah serta taufik kepada suamimu
(09). Kuatkan kesabaran dlm memohon, dan menunggu datangnya hidayah
(10). Usahakanlah istri utk mengadakan seorang teman bagi sang suami yg bisa untuk merubah dan mewarnainya
(11). Pilihlah waktumu yang tepat untuk menasihati, dan jangan ketika suamimu sedang marah, lapar, atau sibuk
(12). Nasehatilah suamimu saat sedang berdua, & janganlah di depan orang lain
(13). Mintakanlah kepada orang2 shalih (yang masih hidup), yg aqidah dan juga ibadahnya benar utk mendo’akan suami
(14). Berikanlah kepada suamimu buku, artikel, video ceramah dll, seperti contoh kisah orang-orang shalih, akhir hayat dari orang-orang yang zhalim, kisah penghuni Neraka dan Surga, penghuni kubur, dll
(15). Sekali-kali ajaklah suamimu untuk berziarah kubur, semoga ia bisa sebagai pengingat dan dapat melembutkan hati
(16). Hendaknya istri meminta bantuan kepada seorang yang lebih tua usianya, dan yang benar ilmu agamanya dengan mengikuti sunnah dari keluarga ataupun orang shalih yang lain, lebih-lebih orang yang dicintai dan dihormati suami untuk dapat menasehati dan mendakwahinya
(17). Berikanlah hadiah/sesuatu kepada suamimu, semoga bisa meluluhkan hati, dan dakwah pun lebih mudah diterima
(18). Hendaknya seorang istri berusaha untuk semakin shalihah, sehingga suami pun akan semakin termotivasi menerima dakwah
(19). Sekali waktu bisa mengajak suami dengan berkunjung ke rumah ahli ilmu, supaya dapat berdiskusi tentang perkara yang masih belum diketahui oleh suami
(20). Mendakwahi suami tidaklah cukup dengan sekali, dua kali, ataupun tiga kali, tapi selama hidup. Maka teruslah untuk mendakwahi suamimu, tanpa mengenal lelah dan putus asa