Menantang Api Neraka?

0
115

Oleh: Azizi Fathoni

ﻋﻦ ﺃﺑﻲ ﻫﺮﻳﺮﺓ؛ ﺃﻧﻪ ﻗﺎﻝ: ﺃﺗﺮﻭﻧﻬﺎ ﺣﻤﺮاء ﻛﻨﺎﺭﻛﻢ ﻫﺬﻩ؟ ﻟﻬﻲ ﺃﺳﻮﺩ ﻣﻦ اﻟﻘﺎﺭ. ﻭاﻟﻘﺎﺭ اﻟﺰﻓﺖ

“Apa menurut kalian api neraka itu berwarna merah seperti api kalian di dunia ini? Tidak, api neraka itu bahkan lebih hitam daripada ter (aspal -yang belum terkontaminasi debu-).”
HR. Imam Malik dalam Muwaththa’

Hadits mauquf oleh sahabat Abu Hurairah. Namun hadits tersebut dihukumi marfu’ dari Rasulullah, karena kontennya terkait hal ghaib yang bukan ranah ijtihad.

Hadits tersebut sekaligus mengkonfirmasi hadits dhaif tentang bahwasannya api neraka itu dulunya dinyalakan dalam warna merah selama 1000 tahun, lalu putih selama 1000 tahun, lalu terakhir hitam. Menunjukkan api itu bertingkat kadar panasnya menurut warnanya, dan paling puncak adalah api berwarna hitam yang itu adalah warna api neraka.

Dengan api biasa berwarna orange kemerahan saja (api kompor dan korek api), manusia sudah dibikin heboh kesakitan luar biasa. Bahkan yang belum tersentuh apinya sekalipun, seperti terkena knalpot, setrika, solder, dan cipratan minyak goreng, dsb. Apa lagi api yang lebih panas dari itu..

Api terpanas di bumi ini, bersuhu 3000°C, berwarna putih (sebagaimana api las), mampu melelehkan besi baja, dan berbagai logam keras lainnya. Jangan tanya tubuh manusia yang ringkih ya..

Apalagi api matahari, bagian luarnya saja bersuhu 7.000.000°C, sedangkan bagian intinya bisa mencapai 15.000.000°C. Panasnya sudah sangat menyengat di bumi yang jauhnya sekitar 149.600.000 km. Jangan tanya tubuh manusia kalau dilempar ke dalam kobaran api matahari, belum sempat mendekat saja sudah akan hangus dan sirna

Nah, kalau api neraka yang hitam itu..

Kalau panasnya kata Nabi 70 kali api di dunia, misalnya yang terjangkau oleh kita matahari (karena tidak menutup kemungkinan ada makhluk Allah yang lebih panas lagi di luar sana), itu berarti panasnya 15.000.000 x 70 = 1.050.000.000°C. Jangan tanya nasib manusia yang masuk ke kobarannya.. pasti hangus lenyap seketika!

Tapi tragisnya, ahli neraka itu sebagaimana juga ahli sorga, sudah tidak bisa mati! Karena kematian sudah Allah matikan, dengan perwujudan domba yang disembelih. Sejak itu dikatakan:

خلود لا موت

Yang ada sekarang kekal, tidak ada lagi mati!

Kalau tidak mati, lantas bagaimana setelah hangus seketika oleh dahsyatnya jilatan api neraka? Jawabannya, seketika itu juga Allah jadikan utuh, sebagaimana di ayat

إِنَّ الَّذِينَ كَفَرُوا بِآيَاتِنَا سَوْفَ نُصْلِيهِمْ نَارًا كُلَّمَا نَضِجَتْ جُلُودُهُم بَدَّلْنَاهُمْ جُلُودًا غَيْرَهَا لِيَذُوقُوا الْعَذَابَ ۗ إِنَّ اللَّهَ كَانَ عَزِيزًا حَكِيمًا

Sesungguhnya orang-orang yang kafir kepada ayat-ayat Kami, kelak akan Kami masukkan mereka ke dalam neraka. Setiap kali kulit mereka hangus, Kami ganti kulit mereka dengan kulit yang lain, supaya mereka merasakan azab. (Al-Quran an-Nisa 56)

Sebatas yang mampu kita bayangkan, proses tersebut “seketika hangus seketika utuh, seketika hangus, seketika utuh, seketika hangus… begitu seterusnya” terjadi dalam tempo dan ritme yang sangat sangat cepat.

Seketika hangus karena saking panasnya api neraka, seketika utuh juga karena saking panasnya api neraka, sebab proses mengembalikan utuh jika berjalan lama keburu hangus sebelum utuh.

Ayat itu dinyatakan oleh para ilmuwan sedang berbicara soal saraf, karena kulit yang hangus sudah tidak bisa merasakan apa-apa lagi sebab sarafnya sudah mati. Agar merasakan adzab (sebagaimana disebutkan ayat) dijadikan kulit baru, yang utuh, dengan syaraf yang 100% normal, seketika! dan langsung hangus seketika! Begitu terus berulang dan berulang tanpa jeda dan istirahat.. karena ayatnya menyebut “kullamaa” setiap kali.

Dari sini juga kita dapat pahami tubuh manusia itu terus dalam keadaan menyala karena tak henti hentinya terbakar. Karena menyala terus itulah kemungkinan kuatnya, hingga disebut bahan bakar neraka itu selain batu juga tubuh manusia itu sendiri!

وقودها الناس والحجارة

Bisa bayangkan, sakit maksimal di sekujur tubuh,, dengan derajat panas api yang maksimal,, yang harusnya sudah mati, tapi tidak mati-mati. Barangkali kondisi seperti gambaran inilah yang dimaksud ayat

ثم لا يموت فيها ولا يحيى

Mau disebut mati nyatanya mereka sudah tidak mati lagi, mau disebut hidup tapi siksa yang mereka rasakan bertubi tubi menjadikan kondisi mereka terus menerus pada batas yang seharusnya mereka mati..

Itu baru apinya, belum beragam siksaan lainnya…

Tidak ada waktu jeda, apalagi istirahat, mereka terus disibukkan dengan azab oleh 19 malaikat zabaniyah, menjerit jerit kesakitan tak karuan memohon kepada Allah

وَهُمْ يَصْطَرِخُونَ فِيهَا رَبَّنَا أَخْرِجْنَا نَعْمَلْ صَالِحًا غَيْرَ الَّذِي كُنَّا نَعْمَلُ

Tapi nahasnya Allah sudah tidak pedulikan mereka, melupakan mereka, sebagaimana mereka dulunya melupakanNya.. padahal mereka dalam kondisi yang sangat membutuhkan pertolonganNya, di antara kondisi kondisi yang pernah mereka alami

Tidak ada tempat berteduh, terus berputar putar mereka di neraka yang sesak, penat, mengerikan, penuh siksa, bau busuk luar biasa yang keluar dari kemaluan para lonte atau pezina, penampakan mengerikan para penghuninya, dengan penuh rasa sesal, takut, pesimis, putus asa, campur aduk menjadi satu..

Nah, setelah gambaran singkat dan terbatas ini, padahal keyataannya nanti akan lebih dahsyat lagi, masihkah punya angan angan mau masuk neraka? menggelar reuni, konser, bertemu bintang dan artis di dunia? Dan menjadikannya sebagai bahan candaan… Na’udzubillaahi min dzaalik…

Saking dahsyatnya hingga orang yang masuk neraka dikatakan sudah tidak ingat lagi berbagai macam kenikmatan di dunia! Tambah menyesal lagi di tengah-tengah penderitaan tersebut ditunjukkan kepada mereka kedudukan di surga seandainya dulunya berbuat baik… terakhir ini menunjukkan bahwa jalan ke surga dan jalan ke neraka mana yang ditempuh, adalah pilihan!

Yaa Allah, lindungilah kami dan orang tua kami, keluarga kami serta sahabat sahabat kami dari api neraka Mu..

{وَالَّذِينَ يَقُولُونَ رَبَّنَا اصْرِفْ عَنَّا عَذَابَ جَهَنَّمَ ۖ إِنَّ عَذَابَهَا كَانَ غَرَامًا} [الفرقان : 65]

Dan orang-orang yang berkata: “Ya Tuhan kami, jauhkan azab jahannam dari kami, sesungguhnya azabnya itu adalah kebinasaan yang kekal”.

يا ذا الجلال والإكرام، أمتنا على دين الإسلام

Sumber: SastraPembebasan