Pernahkah dirimu bertanya-tanya…
di pangkuan siapakah nanti tubuhmu akan menghembuskan nafas terakhir…???
Pertanyaan yang ngeri ya…? Padahal seharusnya ini adalah pertanyaan yang paling manis. Karena berbicara tentang siapa yang paling berhak menjadi sandaran kepala kita ketika ruh kita hendak berpisah dengan jasad , adalah pembicaraan perihal cinta.
Si dia tempat kita bersandar terakhir haruslah orang yang mencintai kita dengan sungguh-sungguh.
Yang ketika kita menghadapi sakaratul maut, dia tau apa yang musti dia lakukan.
Bukan sekedar menangis, dan bukan sekedar merengek, terisak sambil menyebut nama nya untuk jangan meninggalkannya…
Dia harus bisa mentalqin kita dengan kalimah thayibah: LAA ILAAHA ILLALLAAH.
Mentalqin hamba yang sedang menghadapi perjuangan terakhirnya, butuh ilmu dan bimbingan. Siapa tahu kekasihmu wafat dalam pelukanmu. Siapa tahu kekasihmu meregang nyawa ketika sedang berada dalam pangkuan atau dekapanmu…atau sebaliknya…
Sudah banyak kisah, ketika nafas seorang ayah/ibu tersengal-sengal menjemput ajalnya, anak-anaknya hanya bisa menangis, tak tahu apa dan bagaimana yang harus diberbuat dan dilakukan terhadap kedua orang tua nya, ayah dan ibunya.
Suaminya hanya bisa menatap iba, tak keluar sepatah kata pun sebagai pesan terakhir untuk diucapkan istrinya menjemput akhir hidupnya…atau sebaliknya
Sebuah wasiat indah, pengantar ruh menuju surga. Dari manusia paling utama yang namanya senantiasa disebut-sebut dengan penuh kasih sayang di setiap keping zaman;
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam. Beliau berpesan :
“Talqinlah (diktelah/ tuntunlah) seseorang yang akan meninggal dunia untuk mengucapkan kalimat: ‘Laa ilaaha illa Allah..” (Hadits Shahih Riwayat Muslim).
Sungguh, kalimat yang terakhir diucapkan seorang hamba ketika menjelang wafatnya haruslah kalimat yang paling bagus, paling indah, paling utama. Dan tidak ada kalimat yang lebih indah daripada kalimat “ Laa ilaaha illa Allaah..”
Karena, kalimat inilah yang menjadi sebab Allah memasukkan seseorang ke surga, ketika kalimat ini menjadi kata-kata terakhir yang keluar dari lisannya menjelang ajal. Beliau bersabda,
“Barangsiapa yang ucapan terakhirnya adalah “Laa ilaaha illa Allah” maka dia akan masuk surga” (Hadits Shahih Riwayat Abu Dawud).
Lantas bagaimana cara mentalqin seorang hamba yang sedang hadapi ajalnya? Apakah kita bacakan ayat-ayat dari Al Quran, bacakan tahlilan, atau berulang-ulang kita bisikkan kalimat “Laa ilaah illa Allaah..?”
Tidak… Cukup sekali saja membisikkannya. Perhatikan, apakah dia bisa menirukannya. Jika sudah bisa menirukan, tahan lisan. Jangan sampai dia berkata-kata lagi selain “Laa ilaah illa Allaah..” Kalau dia mengigau lagi atau mengucapkan kata-kata, tunggu diamnya, bisikkan lagi “Laa ilaah illa Allaah” sampai kamu tahu dia menirukannya.
Begitu seterusnya sampai ruhnya terlepas dari jasadnya, sehingga kata-kata terakhir yang keluar dari lisannya adalah, “Laa ilaah illa Allaah..” Dan dia menjemput kemenangan meraih husnul khatimah.
….Semoga kita semua diakhiri dengan Husnul khatimah
Aamiin…Aamiin…Yaa Robbal Aalamiin.
semoga bermanfaat. (wa)