Kita semua tahu bagaimana kedudukan ikhlas dalam ibadah seorang hamba. Kita semua insyaAllah juga tahu bahwa keikhlasan merupakan salah satu syarat utama diterimanya sebuah amal. Orang yang ikhlas akan senantiasa Allah Ta’ala jaga dari kemaksiatan dan marabahaya. Allah Ta’ala mengisahkan kisah nabi Yusuf ‘alaihissalam,

وَلَقَدْ هَمَّتْ بِهٖۙ وَهَمَّ بِهَا ۚ لَوْلَآ اَنْ رَّاٰ بُرْهَانَ رَبِّهٖۗ كَذٰلِكَ لِنَصْرِفَ عَنْهُ السُّوْۤءَ وَالْفَحْشَاۤءَۗ اِنَّهٗ مِنْ عِبَادِنَا الْمُخْلَصِيْنَ

“Dan sungguh, perempuan itu telah berkehendak kepadanya (Yusuf). Dan Yusuf pun berkehendak kepadanya, sekiranya dia tidak melihat tanda (dari) Tuhannya. Demikianlah, Kami palingkan darinya keburukan dan kekejian. Sesungguhnya dia (Yusuf) itu termasuk hamba-hamba Kami yang terikhlas (dalam hal ketaatan).” (QS. Yusuf: 24)

Orang yang ikhlas akan mendapatkan kedudukan yang tinggi dan keikhlasannya tersebut akan menjadi pembuka untuk kebaikan lainnya. Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda,

إِنَّكَ لَنْ تُخَلَّفَ فَتَعْمَلَ عَمَلًا تَبْتَغِي بِهِ وَجْهَ اللَّهِ إِلَّا ازْدَدْتَ بِهِ دَرَجَةً وَرِفْعَةً

“Sesungguhnya kamu tidak diberikan umur panjang, lalu kamu mengerjakan suatu amal untuk mengharap keridaan Allah, kecuali kamu akan bertambah derajat dan kemuliaan dengan amal itu.” (HR. Bukhari no. 4409 dan Muslim no. 1628)

Keikhlasan akan menentramkan dan menenangkan jiwa serta menjauhkan seseorang dari merendahkan diri kepada makhluk hanya karena ingin mendapatkan keridaan dan perhatian mereka. Fudhail bin ‘Iyadh rahimahullah mengatakan,

مَنْ عَرَفَ الناس استراح

“Siapa yang mengetahui hakikat asli seorang manusia, maka ia akan tenang dan santai.”

Maksudnya, ia tahu bahwa orang lain tidak akan bisa memberikan manfaat ataupun memberikan kemudaratan untuk dirinya. Sehingga ia tidak akan ambil pusing hanya untuk mendapatkan pujian dan keridaan mereka.

Sejak dahulu kala hingga hari kiamat nanti, seorang mukmin akan senantiasa dalam pertempuran melawan Iblis laknatullah, yang tugasnya memang menggoda dan memalingkan manusia dari keikhlasan dalam beramal, merusak amal kebaikan yang telah mereka lakukan.

Sebagian dari kita mungkin masih bingung, bagaimana caranya menjaga keikhlasan di dalam beramal, bagaimana caranya agar senantiasa istikamah mengharapkan wajah Allah Ta’ala di dalam setiap amalan yang kita lakukan. Syekh Abdul Muhsin Al-Qasim hafidzhahullah dalam salah satu karyanya, memberikan 8 tips yang insyaAllah akan membantu kita di dalam menjaga keikhlasan.

Berdo’a
Hidayah ada di tangan Allah Ta’ala dan hati manusia ada di antara 2 jari Allah Ta’ala. Allah bolak-balikkan hati manusia seperti yang Ia inginkan.

Oleh karena itu, mintalah selalu kepada Rabb kita yang memiliki kuasa penuh terhadap hidayah. Tampakkan kepada-Nya kebutuhan kita akan pertolongan-Nya. Mintalah selalu keikhlasan dalam beribadah. Di antara doa yang sering dibaca oleh ‘Umar bin Khattab radhiyallahu ‘anhu adalah,

اللهمَّ اجعل عملي كُلّه صالحًا، واجعله لِوَجهِك خالصًا، ولا تجعل لأحد فيه شيئًا

“Ya Allah, jadikan seluruh amalku bernilai kebaikan, dan jadikanlah amal tersebut benar-benar ikhlas hanya untuk wajah-Mu, dan jangan jadikan sedikit pun dari amal tersebut untuk siapa pun (selain Engkau).” (Jaamiul Masail karya Ibnu Taimiyyah).