Luhut Binsar Pandjaitan

UMIKA.ID,- Pernyataan yang dikeluarkan oleh Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi, Luhut Binsar Pandjaitan, bahwa ibu kota Indonesia di Jakarta merupakan hadiah dari penjajah, menuai kontroversi dan kritik dari berbagai kalangan. Pandangan ini dianggap menafikan perjuangan panjang dan heroik rakyat Indonesia dalam merebut kemerdekaan dari tangan penjajah, serta meremehkan signifikansi Jakarta sebagai pusat perjuangan kemerdekaan bangsa.

Sejarah Jakarta sebagai Ibu Kota

Jakarta, sebelumnya dikenal sebagai Batavia pada masa kolonial Belanda, memang memiliki sejarah panjang yang berkaitan dengan penjajahan. Namun, pengertian bahwa Jakarta menjadi ibu kota sebagai “hadiah” dari penjajah merupakan simplifikasi sejarah yang kurang tepat. Jakarta telah menjadi pusat perdagangan dan kekuasaan sebelum kedatangan penjajah Belanda. Setelah kemerdekaan Indonesia, Presiden Soekarno memilih Jakarta sebagai ibu kota negara dengan pertimbangan strategis dan historis, bukan karena alasan pemberian dari penjajah.

Perjuangan Merebut Jakarta

Jakarta memiliki peran penting dalam sejarah perjuangan bangsa Indonesia. Pada 17 Agustus 1945, Proklamasi Kemerdekaan Indonesia dikumandangkan di Jakarta, di mana Soekarno dan Hatta memproklamasikan kemerdekaan Indonesia dari penjajahan Belanda. Kota ini menjadi simbol perlawanan rakyat Indonesia terhadap kolonialisme. Pertempuran-pertempuran penting seperti Pertempuran Surabaya dan Bandung Lautan Api tidak lepas dari upaya untuk mempertahankan kemerdekaan yang telah diproklamasikan di Jakarta.

Menyebut Jakarta sebagai hadiah dari penjajah seolah-olah menafikan jasa para pejuang yang telah berkorban demi mempertahankan kemerdekaan Indonesia. Para pejuang tidak menerima hadiah, melainkan merebut dan mempertahankan kemerdekaan dengan darah dan air mata. Pernyataan semacam ini dapat merusak nilai-nilai perjuangan yang telah diabadikan dalam sejarah bangsa.

Jakarta sebagai Pusat Pemerintahan dan Budaya

Selain sebagai pusat pemerintahan, Jakarta juga merupakan pusat kebudayaan dan ekonomi Indonesia. Berbagai peristiwa budaya dan perkembangan ekonomi terpusat di kota ini. Kemajuan Jakarta bukanlah hasil dari pemberian, melainkan hasil dari kerja keras rakyat Indonesia selama puluhan tahun. Jakarta menjadi simbol kemajuan bangsa yang diraih melalui kerja keras dan pengorbanan banyak pihak.

Dalam konteks infrastruktur, Jakarta mengalami perkembangan pesat selama era pasca-kemerdekaan, dengan berbagai pembangunan besar-besaran yang dilakukan oleh pemerintah Indonesia. Proyek-proyek besar seperti pembangunan Monumen Nasional (Monas) dan berbagai infrastruktur lainnya merupakan bukti bahwa Jakarta berkembang karena upaya pemerintah Indonesia, bukan karena warisan penjajah.

Kesimpulan

Pernyataan yang mengklaim bahwa Jakarta adalah hadiah dari penjajah adalah pandangan yang tidak berdasar secara historis dan merendahkan nilai-nilai perjuangan kemerdekaan Indonesia. Jakarta adalah ibu kota yang dipilih dan dikembangkan oleh bangsa Indonesia sendiri, melalui perjuangan panjang yang tidak bisa direduksi menjadi sekadar “hadiah” dari penjajah. Penghargaan terhadap sejarah perjuangan bangsa dan pengakuan atas upaya yang telah dilakukan untuk membangun Jakarta sebagai ibu kota negara yang modern sangatlah penting.

Sumber Referensi:

  1. Sejarah Jakarta, Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia.
  2. Proklamasi Kemerdekaan Indonesia, Arsip Nasional Republik Indonesia.
  3. Pembangunan Jakarta, Badan Perencanaan Pembangunan Nasional (Bappenas).

Wallahua’alam