Berbagai cara promosi iklan pengobatan alternatif yang disampaikan kepada masyarakat untuk memikat pasien yang berobat, yang diperagakan atau melalui lisan dan tulisan, yang dipublikasikan melalui media cetak maupun elektronik, semuanya terus dilakukan.

Bahkan terkadang memalingkan qodrat sang pencipta dan obat obatan yang tidak sesuai dengan syari‟at dengan tujuan Yang Penting Sembuh. Fenomena pengobatan medis yang cukup mahal dan tarap kehidupan masyarakat yang pas pasan menggiring masyarakat untuk memilih jalan alternatif untuk berobat yang lebih singkat.

Beberapa waktu lalu masyarakat Indonesia sempat mengenal sosok yang dikenal Ustad Danu, Ningsih, Dimsamsudin dll. Baru-baru ini muncul kembali seorang pengobat berasal dari suku dayak yaitu ibu Ida.

Banyak pasien-pasien saya yang menanyakan perihal hukum pengobatan Ibu Ida menurut syariat Islam, apakah terasuk syirik atau tidak. Untuk mengetahui pengobatan itu syirik atau tidaknya, maka ada beberapa indikator (ciri-ciri) pengobatan yang syar’I.

Menjalankan syariat Allah

Dalam poin ini kita bisa melihat apakah pengobatan itu syar’i atau tidaknya dari perintah Allah tentang menutup aurat. Menutup aurat hukumnya wajib, jika ada pengobat atau pasien tradisional tidak menutup aurat bahkan disuruh membuka aurat, maka menjadi ciri pengobatan itu tidak syar’i.

Selain masalah aurat, juga bagaimana perintah-atau resep yang dilakukan oleh pasien. Biasanya pengobatan syar’i akan memberikan amalan sesuai dengan anjuran Allah, sedangkan pengobatan yang tidak syar’i, maka dia akan memberikan amalan-amalan yang aneh-aneh seperti mengubur sesuatu, memotong ayam dll.

Kesembuhan bukan tanda kebenaran

Kebanyakan masyarkat berfikir kesembuhan cepat adalah tanda kebenaran, bahkan tidak sedikit yang mengatakan bahwa itu adalah kelebihan atau karomah, padahal cepat sembuhnya penyakit bukan karena salah dan benar. Adapaun cepat kesembuhan jangan selalu dikatakan kelebihan atau karomah.

Ciri karomah diberikan kepada hambanya yang shalih, tidak bisa dipelajari dan tidak akan berulang-ulang. Jika ada sebuah keajaiban dan bisa dilakukan berkali-kali, maka bisa jadi itu bukan karomah, tetapi sihir.

Menggunakan Al-Quran atau nama Allah bukan jadi jaminan seusai syariat

وَكَذٰلِكَ جَعَلۡنَا لِكُلِّ نَبِىٍّ عَدُوًّا شَيٰطِيۡنَ الۡاِنۡسِ وَالۡجِنِّ يُوۡحِىۡ بَعۡضُهُمۡ اِلٰى بَعۡضٍ زُخۡرُفَ الۡقَوۡلِ غُرُوۡرًا‌ ؕ وَلَوۡ شَآءَ رَبُّكَ مَا فَعَلُوۡهُ‌ فَذَرۡهُمۡ وَمَا يَفۡتَرُوۡنَ

Dan demikianlah untuk setiap nabi Kami menjadikan musuh yang terdiri dari setan-setan manusia dan jin, sebagian mereka membisikkan kepada sebagian yang lain perkataan yang indah sebagai tipuan. Dan kalau Tuhanmu menghendaki, niscaya mereka tidak akan melakukannya, maka biarkanlah mereka bersama apa (kebohongan) yang mereka ada-adakan.(Q.S. Al-An’am 112)

Dalam ayat diatas menunjukan bahwa pada setiap nabi dan umatnya akan diberikan musuh oleh Allah dari golongan manusia. Pada ayat diatas diperjelas bahwa mereka akan membuat bisikan atau bisa disebut kata-kata indah untuk menipu.

Maka dari itu, janganlah kita langsung percaya akan sebuah fenomena dan mengatakan kelebihan atau karomah, sedangkan bisa jadi orang yang bisa menyembuhkan dengan instant adalah cara Allah menguji hambanya akan berpegang  teguh pada al-quran dan sunnah atau kepada fenomena yang sedang terjadi

Wallahua’lam

***

Tentang Penulis
Judul asli artikel “FENOMENA PENGOBATAN ALTERNATIF OLEH SEORANG SUKU DAYAK” ditulis oleh Ustadz A Khaerul Mu’min, M.Pd. beliau juga Konsultan Keluarga, Kesehatan dan Karir, Dosen STEI Bina Cipta Madani Karawang serta Penulis Karya Ilmiah
Bagi yang mau konsultasi keluarga, kesehatan dan karir hubungi :

Laki-laki : +62857-1513-1978
Perempuan : +62855-1777-251