Setiap anggota keluarga memiliki peran masing-masing. Ayah dan ibu memiliki peran yang berbeda dalam memberikan pengetahuan dan pengajaran kepada anak. Berbagai budaya disebutkan bahwa mengasuh anak adalah tugas ibu.
Oleh karena itu, baik buruknya perilaku anak, atau proses sosialisasi anak, akan sangat tergantung bagaimana ibu mengasuh anaknya.[1] Selain ibu ayah juga tidak kalah penting dengan peran ibu.
Ayah turut memberikan kontribusi penting bagi perkembangan anak, pengalaman yang dialami bersama dengan ayah, akan mempengaruhi seorang anak hingga dewasa nantinya. Peran serta perilaku pengasuhan ayah mempengaruhi perkembangan serta kesejahteraan anak dan masa transisi menuju remaja.[2]
Salah satu kasus yang ditangani oleh penulis adalah seorang yang mempunyai gangguan jiwa karena melakukan dzikir-dzikir yang tidak didasari dari tuntunan islam. Setalah client memperbaiki hubungan dengan anaknya, terlihat perubahan yang terjadi pada anaknya. Atas dasar itu penilis membuat artikel pengaruh ayah terhadap psikis anak.
Kurangnya Komunikasi Dengan Ayah
Client adalah seorang laki-laki sekitar umur 23 tahun. Sebelum client mengalami masalah gangguan pisikis, client adalah seorang anak yang sering mencari pekerjaan namun tidak kunjung mendapatkan pekerjan. Client sempat pekerja namun diberhentikan karena alasan psikisnya dan pada masa ini client hidup tanpa figur ayah.
Seiring berjalannya waktu, client muali terganggu psikisya karena masalah yang mulai menumpuk dalam kehidupanya. Client mulai sering berbicara sendiri, teriak-teriak didalam rumah bahkan mulai tidak terarah kata-katanya.
Keluarga client meminta bantuan kepada penulis untuk mengobati anaknya. Awal mula penulis menganalisa cara bicara anak yang sedang diobservasi, kemudian menggali informasi awal mula gangguan berbicara sendiri hingga sampai sekarang.
Dalam wawancara yang penulis lakukan menemukan bahwa anak terganggu karena ayahnya bekerja sebagai ojeg onine dan hanya fokus terhadap pekerjaanya namun jarang sekali berbicara dengan anaknya. Inilah dampak anak laki-laki kurang kasih sayang ayah.
Penyebab inilah yang timbul membuat anak depresi hingga tidak mau keluar rumah bahkan kamar sendiri tidak mau ada cahaya apapun. Dengan data inilah penulis mulai menterapi client dengan beberapa metode, agar hasil maximal.
Memperbaiki Peran Ayah
Sebuah studi yang dilakukan oleh (Elia 2000) mengungkapkan bahwa pentingnya peran ayah ketika ibu mengalami depresi pasca melahirkan. Dalam keluarga-keluarga yang mengalami hal ini, suatu pola kehangatan dan keterlibatan ayah dengan bayi dikaitkan dengan lebih sedikitnya masalah perilaku pada masa kanak-kanak nanti.
Sehingga konsep keterlibatan ayah lebih dari sekedar melakukan interaksi yang positif dengan anak-anak mereka, tetapi juga memperhatikan perkembangan anak-anak mereka, terlihat dekat dengan nyaman, hubungan ayah dengan anak yang kaya, dan dapat memahami dan menerima anak-anak mereka [3].
Dengan dasar diatas membuat penulis melakukan treatment kepada client dengan memperbaiki hubungan dengan anaknya. Hasil dari memperbaiki hubungan dengan anak, menunjukan hasil ada perubahan siginfikan pada psikis anaknya.
Awal mula sering teriak-teriak, marah tidak jelas ternyata client mulai diam dan bisa diajak mengobrol dan terarah, sehingga membuat penulis bisa melakukan terapi selanjutnya yang mempercepat kesembuah cient. Dengan merubah kehidupan anak yang motivasi hidup tanpa ayah kini merasakan kasih sayang ayahnya.
Kesimpulan
Setiap anggota keluarga memiliki peran masing-masing. Ayah dan ibu memiliki peran yang berbeda dalam memberikan pengetahuan dan pengajaran kepada anak. dalam kasus yang ditangani oleh penulis terlihat bahwa peran ayah benar-benar sangat berpengaruh terhadap psikis anak.
Artikel asli berjudul “PENGARUH AYAH TERHADAP GANGGUAN PSIKIS ANAK” ditulis olehUsatadz A Khaerul Mu’min, S.Pd. beliau juga Konsultan Keluarga, Kesehatan dan Karir, Dosen Pendidikan Agama Islam dan Penulis Karya Ilmiah
***
Bagi yang mau konsultasi keluarga, kesehatan dan karir hubungi :
Laki-laki : +62857-1513-1978
Perempuan : +62855-1777-251
Referensi:
[1] Parmanti and Santi Esterlita Purnamasari, ‘The Role of Fathers in Children’s Upbringing’, JURNAL InSight, 17.2 (2015), 81–90.
[2] Parmanti Parmanti and Santi Esterlita Purnamasari, ‘Peran Ayah Dalam Pengasuhan Anak’, Insight: Jurnal Ilmiah Psikologi, 17.2 (2015), 81 <https://doi.org/10.26486/psikologi.v17i2.687>.
[3] Annisa Wahyuni, Syamsiah Depalina, and Riris Wahyuningsih, ‘Peran Ayah (Fathering) Dalam Pengasuhan Anak Usia Dini’, AL IHSAN: Jurnal Pendidikan Islam Anak Usia Dini, 2.2 (2021), 55–66.