Setelah bertemu, lelaki itu menyampaikan maksudnya untuk membeli pohon kurma milik si bakhil, yang mayangnya menjulur ke rumah tetangganya yang fakir itu.
Tetapi si bakhil pemilik kurma berkata,
“Apakah engkau tahu, bahwa Rasulullah telah menjanjikan sebuah pohon di surga sebagai ganti pohon kurmaku tersebut? Sungguh aku telah mencatat tawarannya, tetapi pohonku itu buahnya sangat mengagumkan. Aku memiliki banyak sekali pohon kurma, tetapi tidak ada yang buahnya selebat itu!!”
Lelaki dermawan itu tampaknya telah memahami “bahasa” keinginan yang disampaikan si bakhil. Ia pun berkata,
“Apakah engkau mau menjualnya?”
Pemilik kebun berkata, “Tidak, kecuali bila ada yang mau memenuhi keinginanku. Tetapi sepertinya tidak akan ada yang sanggup memenuhinya!!”
“Berapa yang engkau inginkan?” kata lelaki itu.
Lalu si bakhil menjawab, “Aku inginkan 40 pohon kurma sebagai penggantinya!!”
Lelaki dermawan itu terdiam, seolah tidak percaya dengan apa yang diucapkan oleh lawan bicaranya. Tetapi tawaran dari Rasulullah tentang pohon di surga sebagai gantinya, tampaknya lebih menggiurkan bagi dirinya. Karena itu ia berkata,
“Sungguh permintaanmu itu tidak masuk akal, tetapi baiklah, aku akan memenuhi pertukaran tersebut. Dan aku minta beberapa orang saksi jika engkau benar-benar ingin menukarnya!!”
Pemilik kebun kurma tampak sangat gembira dan langsung menyetujui.
Kemudian lelaki dermawan itu memanggil beberapa orang lainnya untuk menjadi saksi tukar-menukar (jual beli) tersebut.
Setelah proses perniagaan selesai, akhirnya dengan hati gembira sahabat yang dermawan itu segera pergi menemui Rasulullah Shallallahu Alaihi Wasallam. Sungguh, suatu pertukaran yang sangat tidak seimbang, akan tetapi sama-sama menguntungkan kedua belah pihak. Hanya saja, yang satu hanya memperoleh keuntungan “duniawiah”, tetapi satunya lagi sudah pasti memperoleh keuntungan “akhirat”.
Sampai di hadapan Rasulullah Shallallahu Alaihi Wasallam, lelaki dermawan itu berkata, “Wahai Rasulullah, pohon kurma tersebut telah menjadi milikku. Dan sekarang aku serahkan kepada engkau!!”
Rasulullah sangat gembira dengan pemberian itu dan beliau mendoakan kebaikan bagi orang tersebut.
Kemudian bersama beberapa orang sahabat, Rasulullah Shallallahu Alaihi Wasallam mendatangi rumah si fakir dan bersabda,
“Ambillah pohon kurma ini untukmu dan keluargamu!!”
Maka dengan hati senang, si fakir dan keluarganya menerima pemberian pohon itu, tanpa mereka ketahui siapa sebenarnya orang yang telah mau membeli pohon kurma tersebut.
Itulah jenis perniagaan “akhirat” yang jarang sekali manusia mau memperjuangkannya. Keinginan berkorban dalam rangka perniagaan “akhirat” dengan tujuan untuk membantu sesama yang fakir, sangatlah sulit ditemui di jaman sekarang ini. Karena melalui perniagaan inilah, hakekatnya adalah bersedekah. Tentu jaminannya adalah memiliki pohon di surga, yang bersifat kekal dan “buah” dari kebaikannya itu tidak akan pernah habis ditelan oleh waktu.
Semoga bermanfaat
Sumber: percikkisahsahabat[dot] / Kisah Teladan