Abu Ali Al-hasan bin Hani Hakim atau yang biasa disebut Abu Nawas adalah seorang pujangga Arab yang dikenal sebagai salah satu penyair terbesar sastra Arab Klasik.

Dia lahir di kota Ahvaz di negeri Persia pada tahun 145 H(747 M), Abu Nawas adalah penyair yang digambarkan dengan sosok yang jenaka, berlidah tajam dan pandai menulis puisi.

Sebelum mendapatkan hidayah, Abu Nawas pernah dikenal sebagai sosok penyair yang kontroversial karena kebebasannya dalam menulis sya’ir dan sering keluar masuk penjara karena itu.

Namun ia berubah total menjadi sosok religius setelah menyadari dosa-dosa nya dan bertaubat kepada Allah, syair yang dibuatnya pun berubah warna menjadi sya’ir yang selalu diiringi dengan ucapan do’a.

Salah satu sya’ir karya Abu nawas yang terkenal adalah Al-i’tiraf yang berarti pengakuan dosa, tentang luapan penyesalan seorang hamba yang mengakui dosa-dosa nya dan mengharapkan ampunan Allah swt.

Berikut sya’ir serta artinya :
Ilaahii lastu lil firdausi ahlaan wa laa aqwaa ‘alaa naaril jahiimi
Wahai Tuhanku ! Aku bukanlah ahli surga, tapi aku tidak kuat dalam neraka Jahim
Fa hablii taubatan waghfir zunuubii fa innaka ghaafirudzdzambil ‘azhiimi
Maka berilah aku taubat (ampunan) dan ampunilah dosaku, sesungguhnya engkau Maha Pengampun dosa yang besar.

Dzunuubii mitslu a’daadir rimaali fa hablii taubatan yaa dzaaljalaali
Dosaku bagaikan bilangan pasir, maka berilah aku taubat wahai Tuhanku yang memiliki keagungan.

Wa ‘umrii naaqishun fii kulli yaumi wa dzambii zaa-idun kaifah timaali
Umurku ini setiap hari berkurang, sedang dosaku selalu bertambah, bagaimana aku menanggungnya.
Ilaahii ‘abdukal ‘aashii ataaka muqirran bidzdzunuubi wa qad da’aaka
Wahai, Tuhanku ! Hamba-Mu yang berbuat dosa telah datang kepada-Mu dengan mengakui segala dosa, dan telah memohon kepada-Mu.

Fa in taghfir fa anta lidzaaka ahlun wa in tathrud faman narjuu siwaaka
Maka jika engkau mengampuni, maka Engkaulah yang berhak mengampuni. Jika Engkau menolak, kepada siapakah lagi aku mengharap selain kepada Engkau ?

Syair ini sering dilantunkan santri-santri di pesantren sebagai lantunan setiap jam sholat, bahkan penyair terkenal dari indonesia pun banyak menyairkan ini dan membagikan nya dalam bentuk video di media sosial youtube.

Semoga arti dari syair ini bisa menjadi cerminan bagi kita umat manusia dalam merenungi dosa-dosa yang telah kita perbuat untuk menjadi pribadi yang lebih baik lagi. (Muzakkiyah N/Job)

Sumber : PR