Perang ini terjadi pada 21/11/932 Hijriyah. Berawal dari pembunuhan utusan Sultan Sulaiman al-Qanuni yang ditugaskan untuk mengambil jizyah (denda) dari Raja Hongaria dan pemimpin Eropa, Louis II. Utusan sultan tersebut dibunuh oleh Raja Hongaria atas perintah gereja vatikan.
Mendengar kabar tersebut, Sultan Sulaiman dari kerajaan Turki Utsmani sangat marah dan memutuskan untuk berperang melawan Eropa.
Saat itu Pasukan Utsmani terdiri dari 100.000 prajurit dengan 350 meriam dan 800 kapal perang, sedangkan Pasukan Eropa bermodalkan 200.000 pasukan berkuda, 35.000 diantaranya lengkap dengan persenjataan dan baju besi.
Jarak 1000 Km berhasil ditempuh Sultan dan pasukannya dengan merebut benteng-benteng musuh.
Beliau dan pasukannya melewati sungai yang terkenal dan menunggu di lembah Mohacs selatan hongaria serta disisi timur Rumania menanti pasukan Eropa yg terdiri dari Hongaria, Rumania, Kroasia, Buhemia, Kekaisaran Romawi, negara kepausan dan Polandia.
Masalah yang dihadapi Sultan Sulaiman adalah banyaknya pasukan berkuda Romawi dan Hongaria yang hampir dua kali lipat jumlahnya, serta seluruh tubuhnya tertutup oleh baju besi yang sulit ditembus panah atau peluru.
Strategi Sulatan
Taktik perang Sultan Sulaiman sangat brilian. Beliau membagi pasukannya menjadi tiga barisan sepanjang 10 km. Pasukan Inkisyaariah (prajurit pilihan) berada di garis depan. Kemudian di barisan kedua, diisi pasukan berkuda dengan senjata ringan dan pasukan pejalan kaki (infantri) yang sebagian diantaranya adalah relawan. Adapun di barisan ketiga, adalah Beliau sendiri dan pasukan meriam.
Pasukan Eropa menyerang setelah waktu sholat ashar. Maka Sultan Sulaiman memerintahkan kepada pasukan Inkisyaariyah untuk bertahan selama satu jam saja. Dan kemudian Beliau memerintahkan mereka untuk lari.
Strategi berikutnya, beliau perintahkan pasukan lapis kedua untuk membuka pelarian ke kiri dan ke kanan, bukan ke arah belakang. Sesuai petunjuk dan arahan Sultan Sulaiman, maka para pahlawan pasukan Inkisyaariah harus bertahan dan berjuang dengan gagah berani.
Terjadilah pertempuran di wilayah Mohacs. Pasukan Muslimin berhasil menghancurkan kekuatan Eropa dengan sempurna pada dua penyerangan bertubi-tubi yang dipancarkan pasukan Eropa. Dalam satu serangan saja habis 20 ribu pasukan Eropa.
Kemudian kekuatan inti pasukan Eropa mulai serempak menyerang. Tibalah saatnya taktik melarikan diri dan dibukalah jalan untuk lari, maka mundurlah pasukan Inkisyaariah ke sisi kiri dan kanan diikuti pasukan infantri, sehingga jantung pasukan Utsmani benar-benar terbuka. Sesuai prediksi, masuklah 100 ribu pasukan Eropa sekaligus menuju ke tengah jebakan pasukan kaum Muslimin. (Bersambung)