Istiqomah, atau dalam bahasa Indonesia disebut “konsisten” merupakan amalan yang didambakan banyak orang, namun tidak sedikit yang gagal menjalankannya. Padalah, keistiqomahan dalam beribadah adalah jalan lurus menuju surga-Nya.
Lantas, apa penyebab seseorang sulit istiqomah dalam beribadah? Jawaban atas pernyataan ini harus dicari agar masyarakat dapat instropeksi dan sesegera mungkin dapat menjadi insan yang istiqomah dalam mengabdi dan beramal baik di dunia ini.

Dikutip dari yufid.TV, keistiqomahan dalam hal ibadah memiliki banyak penghalang.

Pertama, teman yang buruk. Teman menjadi penghalang paling pertama dan utama mengingat sebagian besar aktivitas yang kita jalankan selalu berhubungan dengan teman. Sehingga kondisi teman yang buruk akan berbanding luruh pada sulitnya seseorang untuk istiqomah dalam kebaikan.

Bayangkan saja, ketika seseorang ingin shalat tepat waktu dan jamaah, sementara setiap hari kanan-kirinya mengajak ke tempat maksiat, asyik nongkrong dan lain sejenisnya. Niscaya orang tersebut akan lebih banyak mengikuti godaan syaitan, ketimbang melakukan kebaikan, seperti shalat jamaah lima waktu.

Terkait kondisi ini, Rasulullah Shallallahu Alaihi wa Sallam. menegaskan: “Orang itu tergantung agama temannya”. (HR. Abu Dawud).

Kedua, mengikuti hawa nafsu. Para alim-ulama, setiap kali mengisi ceramah agama, selalu mengingatkan umatnya agar menjaga hawa nafsunya. Bahkan, harus memerangi hawa nafsu. Sebab, hawa nafsu cenderung mengajak dan menjerumuskan manusia pada jurang keburukan.

Allah berfirman: “Dan jangan engkau mengikuti hawa nafsu. Dan pasti itu menyesatkanmu dari jalan Allah”. (QS. As-Shad, 26).

Dalam dunia tasawuf, mengatur hawa nafsu menjadi ajaran utama. Sebab, hawa nafsu yang tidak dikendalikan menjadikan hati dan pikiran seseorang tertutup sehingga merusak keimanan, juga keistiqomahan dalam hal beribadah.

Ketiga, kebodohan terhadap agama Allah. Salah satu kejahiliyyahan manusia adalah menolak ke-Esaan Allah dan agama-Nya.

Menukik pada faktor penghalang istiqomah, kebodohan terhadap agama Allah merupakan penyebab selanjutnya. Mengapa demikian? Karena kecenderungan orang bodoh itu memusuhi apa yang tidak diketahui.

Imam Ali bin Abi Thalib pernah berujar: “Manusia itu cenderung memusuhi apa yang tidak diketahui, seperti orang bodoh itu menjadi musuhnya ulama.”

Keempat, tidak mau duduk dengan ulama dan orang-orang shaleh. Islam adalah agama yang penuh dengan kedamaian. Kedamaian itu tidak hanya terlihat pada ajarannya, melainkan juga pada para penganutnya, dalam hal ini ulama dan orang-orang shaleh.

Ulama dan orang-orang shaleh merupakan kekasih Allah yang senantiasa menjalankan dan memurnikan ajaran Allah Shubhanahu wa ta’ala. Di saat yang sama juga menjadi teladan bagi umat Islam. Posisi dan predikat ini menjadikan ulama dan orang-orang shaleh selalu mengutamakan ajaran Islam yang rahmat lil alamin.

Duduk bareng dengan ulama dan orang-orang shaleh dapat menjadikan seseorang tekun dalam ibadah. Begitu sebaliknya. Orang yang jarang bahkan tidak pernah duduk dengan para ulama, maka ia akan kering terhadap nilai agama sehingga malas ibadah dan sejenisnya.

Kumpul atau duduk bareng para fugoha’ adalah cara terbaik untuk meningkatkan kualitas ibadah kita. Kita ambil hikmah dari para ulama, kita timba ilmunya, sehingga kita akan istiqomah. Semoga!

Laporan Singkat UBN Edisi #20221111

Berikut laporan singkat kegiatan UMIKA Berbagi Nasi atau yang disingkat UBN, Program Bidang Sosial yang berupa Paket Nasi Box yang distribusikan saat ini baru bisa dilakukan setiap hari Jum’at. Bagi yang ingin support kami persilahkan. Paket UBN cukup dengan Rp. 15.000,- (lima belas ribu rupiah)

بِسْمِ اللّهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيْمِ

UMIKA Bidang Sosaial, Pendistribusian Paket UBN.
Nama Program : UBN (UMIKA BERBAGI NASI)
Hari / Tanggal : Jum’at, 11 Nopember 2022
Sasaran : Dhufa, Jamaah Sholat Jum’at, Yatim, Fakir Miskin, Pedagang Kecil, Tukang Parkir, Tukang Becak dan yang membutuhkan.

Segenap Tim UBN-UMIKA mendo’akan dan mengucapakan Terimakasih kepada Paradonatur dan Relawan Tangguh UMIKA :

جَزَاكُمُ اللهُ خَيْرًا كَثِيْرًا وَجَزَاكُمُ اللهُ اَحْسَنَ الْجَزَاء

“Semoga Allah Shubhanau Wa Ta’la akan membalas kalian dengan kebaikan yang banyak dan semoga Allah Shubhanahu Wa Ta’la akan membalas kalian dengan balasan yang terbaik”.

Klik tombol untuk support UBN