Sejarah Sihir dalam Al-Qur’an dan Hadist

0
24
Gambar by Google Search

“Mereka mengajarkan sihir kepada manusia dan apa yang diturunkan kepada dua orang malaikat di negeri Babil yaitu Harut dan Marut, sedang keduanya tidak mengajarkan (sesuatu) kepada seorang pun sebelum mengatakan: “Sesungguhnya kami hanya cobaan (bagimu), sebab itu janganlah kamu kafir”. Maka mereka mempelajari dari kedua malaikat itu apa yang dengan sihir itu, mereka dapat menceraikan antara seorang (suami) dengan istrinya. Dan mereka itu (ahli sihir) tidak memberi mudarat dengan sihirnya kepada seorang pun kecuali dengan izin Allah. Dan mereka mempelajari sesuatu yang memberi mudarat kepadanya dan tidak memberi manfaat. Demi, sesungguhnya mereka telah meyakini bahwa barang siapa yang menukarnya (kitab Allah) dengan sihir itu, tiadalah baginya keuntungan di akhirat dan amat jahatlah perbuatan mereka menjual dirinya dengan sihir, kalau mereka mengetahui”. (QS al-Baqarah/2: 102)

Sejarah mengemukakan bahwa praktik sihir sudah dilakukan sejak zaman kuno. Asrifin an-Nakhrowie dalam bukunya, Sihir & Klenik Perdukunan, menjelaskan bahwa ada beberapa peninggalan sejarah yang oleh para ahli ditegaskan sebagai bukti eksistensi praktik sihir. Peninggalan tersebut berupa tulisan-tulisan yang disinyalir mengandung simbol mistis-religius. Selain itu, ditambah dengan kuatnya keyakinan bahwa setiap benda mati memiliki kekuatan bagi kehidupan manusia, dengan adanya upacara ritual penyembahan terhadap suatu benda yang diyakini memberi manfaat dan mudarat kepada manusia.

Bagaimanapun, akurasi pendapat di atas merupakan interpretasi sejarah. Lalu bagaimana pendapat Al-Quran sebagai kitab pedoman umat muslim?

Alquran rupanya menceritakan beberapa kisah sihir. Antara lain, Harut dan Marut yang konon dipercaya sebagai pembawa sihir ke muka Bumi dan kisah para penyihir Raja Fir’aun.

Sihir ada sejak zaman umat terdahulu
Allah Shubahanah wa ta’ala berfirman dalam Q.S. Azzariyaat ayat 52:

كَذٰلِكَ مَاۤ اَتَى الَّذِيۡنَ مِنۡ قَبۡلِهِمۡ مِّنۡ رَّسُوۡلٍ اِلَّا قَالُوۡا سَاحِرٌ اَوۡ مَجۡنُوۡنٌ‌ۚ

“Demikian tidak seorang Rasulpun yang datang kepada orang-orang sebelum mereka melainkan mereka-mereka mengatakan “Ia adalah tukang sihir atau orang gila.””

Ayat ini mengindikasikan bahwa sihir sudah dikenal bahkan telah dipraktikkan oleh para umat terdahulu, seperti umat Nabi Musa Alaihi Sallam. Sedangkan, jika melihat konteks ayat yang lain, terdapat pendapat yang menyatakan bahwa praktik sihir sudah dilakukan sebelum adanya Musa Alaihi Sallam, yaitu tepatnya di masa Harut Marut yang Allah Shubahanah wa ta’ala. utus untuk membawa ilmu sihir dimuka Bumi. Alquran mengisahkan kisah sihir tersebut dalam Q.S. Albaqarah [2:102], yang berarti:

“Mereka mengikuti apa yang dibaca oleh setan-setan pada masa kerajaan Sulaiman (dan mereka mengatakan bahwa Sulaiman itu mengerjakan sihir). Mereka mengerjakan sihir kepada manusia dan apa yang diturunkan kepada dua orang malaikat di negeri Babil yaitu Harut Marut, sedang keduanya tidak mengajarkan (sesuatu) kepada seorang pun sebelum mengatakan “sesungguhnya kami hanya cobaan (bagimu), sebab itu janganlah kamu kafir!. Maka mereka mempelajari dari kedua malaikat itu apa yang dengan sihir itu, mereka dapat menceraikan antara seorang suami dan istrinya. Dan mereka itu (ahli sihir)tidak memberi madharat dengan sihirnya kepada seorang pun kecuali dengan izin Allah. Mereka mempelajari sesuatu yang memberi madharat kepadanya dan tidak memberi manfaat. Demi, sesungguhnya mereka telah meyakini bahwa barang siapa yang menukarkanya (kitab Allah) dengan sihir itu, tiadalah baginya keuntungan di akhirat dan amatlah jahat perbuatan mereka menjual dirinya dengan sihir, kalau mereka mengetahui.”