Pada beberapa kesempatan, kajian Islam atau kegiatan keagamaan lainnya mungkin menghadapi situasi di mana kajian harus dibubarkan, entah karena alasan keamanan, peraturan lokal, atau faktor lainnya. Dalam menghadapi situasi ini, seorang Muslim dapat memperlihatkan sikap yang baik dan sesuai dengan ajaran agama. Berikut ini adalah sikap-sikap yang dapat dipertimbangkan:

Sabar dan Ridha

Salah satu ajaran utama Islam adalah kesabaran dan kerelaan menerima takdir Allah. Ketika kajian dibubarkan, memiliki sikap sabar dan Ridha adalah kunci. Mengingat bahwa segala sesuatu terjadi dengan izin-Nya dapat membantu menjaga ketenangan pikiran.[1][1]

Taat pada Otoritas

Menghormati dan taat pada otoritas yang bertanggung jawab atas pembubaran kajian merupakan tindakan yang sesuai dengan ajaran Islam. Ini mencerminkan sikap ketaatan terhadap aturan yang diterapkan dalam masyarakat.[2][2]

Mencari Solusi Damai

Dalam situasi yang sulit, mencari solusi damai dan tidak melibatkan konflik adalah sikap yang dianjurkan dalam Islam. Berusaha untuk menyelesaikan masalah secara diplomatik dan harmonis adalah tindakan yang bijaksana.[3][3]

Menjaga Kedamaian dan Ketertiban

Meskipun kajian dibubarkan, menjaga kedamaian dan ketertiban tetap menjadi tanggung jawab setiap Muslim. Menghindari tindakan atau ucapan yang dapat menimbulkan keributan atau konflik adalah bagian dari kesopanan yang diajarkan dalam Islam.

Berdoa dan Bertawakal

Menghadapi situasi yang tidak terduga seperti pembubaran kajian, berdoa kepada Allah SWT untuk mendapatkan petunjuk dan perlindungan adalah hal yang penting. Bertawakal, yaitu menyerahkan segala urusan kepada-Nya, juga merupakan sikap yang dianjurkan.

Menggunakan Kesempatan untuk Pembelajaran

Meskipun pembubaran kajian mungkin mengecewakan, melihatnya sebagai kesempatan untuk belajar dan merenung juga merupakan sikap yang bijaksana. Menarik hikmah dari setiap pengalaman adalah bagian dari perjalanan keimanan seorang Muslim.[5][4]

Dengan mengikuti sikap-sikap di atas, seorang Muslim dapat menghadapi pembubaran kajian dengan sikap yang baik dan sesuai dengan ajaran Islam. Hal ini tidak hanya mencerminkan ketaatan kepada agama, tetapi juga memperkuat kepribadian dan karakter yang baik dalam menjalani kehidupan sehari-hari.                                              

Referensi:

[1] Syofrianisda, ‘Konsep Sabar Dalam Al-Qur’an Dan Implementasinya Dalam Mewujudkan Kesehatan Mental’, HIKMAH: Jurnal Pendidikan Islam, 6.1 (2017), 137–55.

[2] Nur Sriastuti Supriadi, Hadis Tentang Menghormati Tetangga Dan Aplikasinya Pada Masyarakat Desa Karella Kecamatan Mare Kabupaten Bone, (Skripsi, Fakultas Ushuluddin, Filsafat Dan Politik Universitas Islam Negeri Alauddin Makassar 2017)

[3] Akhmad Rifa’i and Fak., ‘Konflik Dan Resolusinya Dalam’, Millah, 2010, 171–86.

[4] Abdul Manaf, Semua Ada Hikmahnya, https://badilag.mahkamahagung.go.id/pojok-dirjen/pojok-dirjen-badilag/semua-ada-hikmahnya-oleh-abdul-manaf-26-08, diakses tanggal 28 Februari 2024, pukul 05:39

Sumber Foto : Ustad Khaerul Mu’min, M.Pd. Bersama KUA Cikampek

***
Tentang Penulis
Judul asli artikel “Muslim Yang Baik Ketika Menghadapi Kajian Yang di Bubarkan” ditulis oleh Ustadz A Khaerul Mu’min, M.Pd. beliau juga Konsultan Keluarga, Kesehatan dan Karir, Dosen STEI Bina Cipta Madani Karawang serta Penulis Karya Ilmiah
Bagi yang mau konsultasi keluarga, kesehatan dan karir hubungi :
Laki-laki : +62857-1513-1978
Perempuan : +62855-1777-251