Sering mendengar perkataan mengapa orang sholat tapi kurang dalam penghasilan, bahkan ada yang berfikir bahwa mending ngga usah sholat kalau rezekinya sulit, ada juga yang berfikir mengapa orang yang sukses itu bukan orang muslim.

Dari pernyataan-pernyataan diatas menunjukan perlu pemahaman mendasar mengapa terjadi fenomena-fenomena tersebut, karena jika ini dibiarkan akan membuat orang berfikir bahwa menjadi umat Islam akan membuat rezeki berkurang, berikut penjelasanya.

Belajar Dari Nabi Muhammad Shallallahu Alaihi Wasallam
Penelitian yang dilakukana oleh Mustofa (2013) dengan judul “Enterpreneursip Syariah: (Menggali Nilai-Nilai Dasar Manajemen Bisnis Rasulullah)”. Dengan hasil penelitian Muhammad Shallallahu Alaihi Wasallam.

Selain sebagai seorang nabi, Rosul dan Ulil Amri, beliau adalah seorang entrepreneur sukses yang merintis karir dagangannya ketika berumur 12 tahun dan memulai usahanya sendiri ketika berumur 17 tahun. Pekerjaan ini terus dilakukan sampai menjelang beliau menerima wahyu (beliau berusia sekitar 37 tahun).

Dengan demikian Muhammad Shallallahu Alaihi Wasallam telah berprofesi sebagai pedagang selama 25 tahun. Angka ini sedikit lebih lama dari masa kerasulan beliau yang berlangsung selama sekitar 23 tahun.[1]

Dari penelitian diatas bahwa nabi Muhammad Shallallahu Alaihi Wasallam merintis usaha pengusaha sejak umur 12 tahun, namun saat adanya perintah menyampaikan wahyu barulah Rasulullah Shallallahu Alaihi Wasallam fokus menjadi nabi karena tugas kenabian harus menjadi titik fokus Rasulullah.

Belajar Dari Para Sabahat Nabi Muhammad Shallallhu Alaihi Wasallam
Selain dari Nabi Muhammad Shallallahu Alaihi Wasallam, pengusaha juga berasal dari para sahabat seperti Abu Bakar dan juga Utsman bin Affan. Abu Bakar dan Utsman adalah teman yang berasal dari keluarga pengusaha.

Abu Bakar terkenal dengan kedermawannnya dan Utsman terkenal dengan pembeli sumur untuk diminum gratis kepada orang-orang yang membutuhkan.[2] Maka sebenarnya tidak semua orang-orang Islam identik dengan kemiskinan.
Sholat Bukan Untuk Kekayaan

أَرَضِيتُمْ بِالْحَيَاةِ الدُّنْيَا مِنَ الْآخِرَةِ ۚ فَمَا مَتَاعُ الْحَيَاةِ الدُّنْيَا فِي الْآخِرَةِ إِلَّا قَلِيلٌ

Apakah kamu puas dengan kehidupan di dunia sebagai ganti kehidupan di akhirat? Padahal kenikmatan hidup di dunia ini (dibandingkan dengan kehidupan) di akhirat hanyalah sedikit. [At-Taubah/9:38]

Dari ayat diatas dapat kita ambil hikmah bahwa Allah menanyakan kepada Hambanya apakah memilih kehidupan dunia ataukah akherat. Karena umat Islam meyakini bahwa kebahagian alam akherat adalah tempat yang paling diminati oleh umat Islam setelah meninggal.

Sholat dan Usaha adalah dua hal yang berbeda, sholat untuk melaksankan perintah Allah dan balasanya adalah syurg, sedangkan usaha adalah sarana untuk menunjang Ibadahanya, bahkan dengan usaha yang maju dan menghasilkan banyak uang, bisa disedekahkan yang tujuannya adalah akherat.

Banyak yang belum memahami bagaimana cara memanagemnt usaha dengan baik dan benar. Sebagaian pengusaha ada yang terus belajar ketika bangkrut dan bangkit hingga sukses, adapula yang bangkrut kemudian mengganti usaha lainya lalu kemudian sukses.
Maka dari itu umat Islam bukan umat yang miskin. Sholat adalah kewajiban dan tidak perlu banyak ilmu yang dipelajari, namun dalam dunia usaha perlu banyak belajar bagaimana mencari pelanggan, bagaimana mencari tempat yang ramai, bagaimana bermain harga dan lain sebagainya.

Jika seseorang terus sholat kemudian belajar ilmu bisnis, maka akan menunjang bagaimana perekonomianya. Banyak pangusaha muslim yang sukses kemudian dia tetap beriman. Artinya umat Islam bukan identic miskin, tetapi karena kurangnya ilmu bisnis yang dimilikinya.
Namun tetap bahwa sholat bukan patokan orang akan kaya atau miskin.
Wallahua’lam

Referensi:

  1. Mustofa, M. (2013). Enterpreneurship Syariah (Menggali Nilai-Nilai Dasar Manajemen Bisnis Rasulullah). Al-Mizan (e-Journal), 9(1), 29–46. https://doi.org/10.30603/am.v9i1.136
  2. Sahabat Yatim, Pengusaha Kaya Yang Dermawan “Ustman Bin Affan”, https://www.sahabatyatim.com/pengusaha-kaya-yang-dermawan-ustman-bin-affan/, Diakses pada 14 Juli 2023 pukul 06:24 WIB

***

Tentang Penulis
Judul asli artikel “RAJIN IBADAH KOK REZEKI SERET” ditulis oleh Ustadz A Khaerul Mu’min, M.Pd. beliau juga Konsultan Keluarga, Kesehatan dan Karir, Dosen STEI Bina Cipta Madani Karawang serta Penulis Karya Ilmiah
Bagi yang mau konsultasi keluarga, kesehatan dan karir hubungi :
Laki-laki : +62857-1513-1978
Perempuan : +62855-1777-251