Pada zaman sekarang, banyak orang tua yang tidak memahami bagaimana mendidik anak. metode reward dan punishment adalah metode yang paling cocok pada saat ini.

Karakter anak sejatinya berbeda-beda. Ada anak yang pendiam, ada anak yang periang bahkan ada anak yang sering marah-marah. Cara menangani kenakalan anak, orang tua mempunyai metode yang berbeda-beda.

Metode dalam ilmu psikologi sangatlah beragam salah satunya adalah metode reward dan punishment. Setiap metode pada dasarnya untuk mencapai tujuan pendidikan agar membentuk pola karakter anak yang baik.

Arti Reward Dan Punishment
Reward (hadiah) dan punishment (hukuman) adalah 2 hal yang harus dilakukan oleh orang tua. Kedua unsur ini harus dijadikan metode orang tua dalam mendidik anak. Berilah sedikit hadiah jika anak kita berhasil dalam belajar, membantu pekerjaan rumah dan lain-lain.

Hukuman dilakukan ketika anak berbuat salah. Hadiah bertujuan agar anak bersemangat, hukuman sebagai cara agar anak takut untuk berbuat salah apalagi dosa. Lalu bagaimana kita bisa mengetahui reward dan punishment sesuai dengan aturan, berikut rinciannya:

Reward
Reward adalah istilah dari pemberian hadiah, upah, pahala. Reward biasanya diberikan oleh guru atau orang tua untuk memberikan balasan kepada anak yang telah berbuat positif sehingga reward biasa dianggap sebagai penghargaan orang tua atau guru kepada anak.

Sesuatu yang bisa dijadikan reward bisa berupa barang atau berupa sesuatu yang disukai anak. orang tua hendaknya bisa memahami apa yang disukai anak agar reward bisa menjadi salah satu semangat anak untuk melakukan hal positif.

Reward hendaknya jangan terlalu sering dilakukan, karena jika reward terlalu banyak dilakukan oleh orang tua, ada efek yang terjadi salah satnya adalah anak akan muncul pamrih. Jadi apa yang dilakukan harus ada imbalannya.

efek negative dari anak meminta imbalan adalah ketidak ikhlaskan anak dalam menjalankan setiap tugas dan keinginan orang tua. Alasan utamanya adalah ketika anak terbiasa ada hadiah yang diberikan, maka anak akan selalu memikirkan “balasan” setiap perbuatan.

Bentuk reward ada dua, reward verbal dan non verbal. Reward verbal bisa berupa pujian kepada anak dengan mengatakan kamu pintar, kamu baik, kamu luar biasa dan lain sebaginya. Kata-kata ini secara psikologis menjadi penyemangat yang dipuji

Selain reward verbal ada reward non verbal. Reward non verbal biasanya berbentuk barang atau jasa. Barang bisa berupa kue, makanan, elektronik dan lain-lain. Jasa berupa reward jalan-jalan kesebuah tempat yang disukai anak.

Punishment
Punishment adalah istilah dari pemberian hukuman yang dilakukan setelah melakukan kesalahan negatif. Tujuan dari punishment adalah rasa takut anak ketika melakukan hal negative sehingga anak tidak akan melakukan hal negative itu.

Memberikan punishment termasuk bentuk pendidikan  kepada anak. dengan punishment anak akan memhami kesalahan yang telah dilakukan sehinggaanak akan berubah menjadi lebih baik dari sebelumnya.

Bentuk dari pusniment ada dua yaitu hukuman secara fisik dan hukuman secara non fisik. Punishment secara fisik biasanya dengan menggunakan hukuman push up, ditarik telinganya, diselentik dan lain-lain.

Punisment dalam bentuk  non verbal biasanya dengan menggunakan bantakan, omelan atau mungkin mentalnya sehingga anak akan sadar dan tidak berani melakukanya lagi. Efek negative dari punishment adalah munculnya trauma anak dikemudian hari.

Reward dan punishment dalam pendidikan tentunya agar anak sadar akan perbuatannya. reward dan punishment adalah bentuk kasih sayang orang tua kepada anaknya. Dengan memberikan unsur keduanya merupakan bentuk kasih sayang orang tua kepada anak

Dengan kedua metode ini bisa menjadi  cara agar anak kita bisa dididik sesuai aturan yang berlaku. Orang tua harus memahami kapan anak diberikan reward kapan diberikan hukuman. Dengan keseimbangan ini anak akan berubah walaupun kadang tidak signifikan.

Kesimpulan
Kadar reward dan punishment harus sesuai kadarnya masing-masing. Setiap keluarga mempunyai kadar hukuman dan hadiah sesuai dengan sekemampuan orang tua. Keduanya harus seimbang dan jangan terlalu cenderung kesalah satunya. Jika terlalu banyak hadiah, maka anak akan menjadi anak yang pamrih sedangkan jika terlalu banyak hukuman, maka anak akan menjadi trauma bahkan hingga dewasa nanti.