Dalam artikel ini adalah kelanjutan dari masalah pemikiran childfree. Dengan adanya pemikiran seperti ini, maka kita harus bisa menyikapinya dengan bijaksana, jangan sampai menghakimi seseorang tanpa ada dasar yang jelas sehingga kita terkesan menyalahkan bahkan menghina seseorang yang berbeda padangan dengan diri kita. Berikut artikelnya Cara Pemikiran Childfree bisa masuk kedalam pemikiran kita.

Di Indonesia mulai maraknya bentuk dukungan seperti komunitas – komunitas yang dibuat oleh orang – orang yang menganut paham Childfree ini. Salah satunya yaitu komunitas di Instagram yang diberi nama Childfree Life Indonesia yang menjadikan wadah atau tempat berkumpulnya orang – orang yang sepaham tentang Childfree yang ada di Indonesia.

Fenomena ini sangatlah bertolak belakang dengan keluhuran budaya Indonesia yang meyakini bahwa memiliki anak adalah membawa rezeki, seperti pepatah masyarakat yang sudah sangat melekat yaitu “banyak anak, banyak rezeki”. Maka penulis ingin melanjutkan tulisan tentang mengapa pemikirin ini dapat berkembang terutama di Indonesia.

Pemikiran Pribadi Masalah Kebahagiaan
Memilih untuk menjadi seorang childfree bisa muncul dari prinsip atau filosofis yang di percayai oleh seseorang didalam kehidupannya. Sama seperti hal sebagian orang yang percaya bahwa seorang anak adalah anugerah dari Allah dan melahirkan menjadikan suatu keajaiban, maka ada sebagian juga orang yang percaya bahwa kebahagiaan sesungguhnya tidak berasal dari memiliki seorang anak masih banyak hal lain yang menjadikan kebahagiaan untuk mereka.

Orang-orang yang memilih untuk childfree memiliki alasan filosofis bahwa dunia yang ditinggali oleh manusia sekarang sudah tidak layak huni dan sudah tidak cocok untuk anak- anak. Orang-orang childfree yang menyukai anak-anak lebih memilih untuk menjadi bagian dari komunitas atau menjadi volunter untuk membantu anak-anak yang kekurangan, tidak mendapatkan pendidikan yang layak atau kondisi yang kurang beruntung lainnya.

Dengan mereka membantu anak-anak tanpa harus melahirkan dari keturunan mereka sendiri sudah lebih dari cukup untuk memperoleh kebahagiaan dan kesenagan terhadap anak-anak. Inilah yang menjadi alasan yang bisa merubah mindset untuk berfikir Childfree.

Lingkungan / Komunitas
Dari Abu Musa Al-Asy’ariy radhiyallahu ‘anhu berkata, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:

مَثَلُ الْجَلِيسِ الصَّالِحِ وَالسَّوْءِ كَحَامِلِ الْمِسْكِ وَنَافِخِ الْكِيرِ ، فَحَامِلُ الْمِسْكِ إِمَّا أَنْ يُحْذِيَكَ ، وَإِمَّا أَنْ تَبْتَاعَ مِنْهُ ، وَإِمَّا أَنْ تَجِدَ مِنْهُ رِيحًا طَيِّبَةً ، وَنَافِخُ الْكِيرِ إِمَّا أَنْ يُحْرِقَ ثِيَابَكَ ، وَإِمَّا أَنْ تَجِدَ رِيحًا خَبِيثَة

“Permisalan teman duduk yang shalih dan buruk adalah seperti penjual minyak wangi dan tukang pandai besi. Adapun penjual minyak wangi, bisa jadi ia akan memberimu minyak wangi, atau kamu akan membeli darinya atau kamu akan mendapat bau harum darinya. Adapun tukang pandai besi, bisa jadi ia akan membuat pakaianmu terbakar, atau kamu akan mendapat bau yang tidak sedap darinya.” (HR. Bukhari No. 2101, Muslim No. 2628)

Hadist ini sudah menjadi dasar penyebab seseroang akan mudah masuk dalam doktrin tertentu. Maka dari itu jauhilah jika memang kita tidak ingin pemikiran tercampuri dengan pemikiran ini, karena semakin kita berinteraksi, maka kita akan mudah mengikuti pemikiran-pemikiran yang keliru.

Kecuali jika diri kita ingin memberikan edukasi masalah anak, maka kita bisa mengikuti komunitas ini dengan catatan sudah memunyai akidah yang kuat sehingga tidak akan mudah mengikuti pemikiran yang tidak seusai dengan fitrah manusia.

Kesimpulan
Pemikiran childfree terjadi karena masalah pribadi seperti trauma dan melihat kejadian orang tua dan orang lain yang sengsara saat mempunyai anak. maka tidak semua mempunyai masalah yang sama. Menghindari komunitas yang membuat berubah mindset adalah salah satu cara pencegahan agar diri dan keluarga terhindar dari pemikiran ini, namun boleh kita meluruskan komunitas ini jika kita sudah mempunyai akidah yang kuat sehingga bisa sedikit banyaknya merubah mindset chldfree.

Referensi :

  1. Ajeng Wijayanti Siswanto and Neneng Nurhasanah, ‘Analisis Fenomena Childfree Di Indonesia’, Bandung Conference Series: Islamic Family Law, 2.2 (2022), 64–70 <https://doi.org/10.29313/bcsifl.v2i2.2684>.

***
Tentang Penulis

Judul asli artikel “Cara Pemikiran Childfree Bisa Masuk Kedalam Pemikiran Ayah Ibu Muda“ ditulis oleh Ustadz A Khaerul Mu’min, S.Pd. beliau juga Konsultan Keluarga, Kesehatan dan Karir, Dosen Pendidikan Agama Islam serta Penulis Karya Ilmiah.

Bagi yang mau konsultasi keluarga, kesehatan dan karir hubungi :
Laki-laki : +62857-1513-1978
Perempuan : +62855-1777-251